Masih dalam suasana
gembira merayakan usia kemerdekaan negeri tercinta, Indonesia yang telah 70
tahun lamanya, usia yang sudah memasuki lansia ya, namun harapan kita semua
usia lansia ini bukan berarti menunjukkan suatu kelemahan, ketidakproduktifan,
namun usia ini menunjukkan suatu nilai kematangan. Rangkaian perayaan HUT Ke 70
RI ini dimeriahkan dengan kegiatan karnaval yang diselenggarakan tadi di
Pontianak Kalimantan Barat. Tema karnaval yang bertajuk "karnaval
khatulistiwa" ini adalah 'optimisme menatap masa depan Indonesia'. Tema
ini bertujuan membangkitkan optimisme dan kemandirian bangsa serta dimaksudkan
menunjukkan kekayaan khazanah budaya Indonesia sebagai negara kepulauan dan
maritim.
Bangkitkan Kemandirian
dan Optimisme Bangsa ! Begitulah kiranya makna yang ingin diresapi dan
dilaksanakan oleh setiap pribadi anak bangsa melalui penyelenggaraan kegiatan
dalam rangka menyambut kemerdekaan bangsa ini. Keinginan untuk menggugah,
membangunkan kembali semangat kemandirian dan optimisme kita semua dalam
menghadapi tantangan kedepan yang semakin kompleks. Saat inilah momentum besar
untuk bisa mengakumulasi energi dan kekuatan dalam satu abad Indonesia pada 30
tahun mendatang. Kita sangat memimpikan Indonesia yang hebat dan bermartabat,
kokoh dalam pergaulan internasional. Saat ini adalah sebuah lompatan yang
sangat penting artinya dalam mempersiapkan diri untuk Indonesia yang
bermartabat di tingkat nasional maupun internasional.
Salah satu tantangan yang
saat ini negara sedang hadapi adalah berupa pelambatan ekonomi. Namun, sebagai
bangsa yang punya potensi begitu besar, Indonesia harus tetap optimis mampu
melewati tantangan itu. Kita akan tunjukkan pada dunia bahwa kita bangsa yang
besar, plural, damai, sekaligus kreatif. Banyak sumber daya khatulistiwa yang
bisa kita tunjukkan ke dunia.
Sejalan dengan semangat
optimisme dalam kemerdekaan, optimisme dalam kepemimpinan merupakan hal
mendasar yang wajib dimiliki oleh setiap jiwa pemimpin terlebih dalam menuju
perubahan lingkungan stratejik. Model kepemimpinan baru yang sangat baik dan
diperlukan di abad ke-21 ini adalah kepemimpinan stratejik yang merupakan
kepemimpinan yang diarahkan kepada perumusan keuntungan stratejik, berorientasi
ke masa depan dan senantiasa mencari peluang yang baik. Harapan, optimisme dan
efikasi diri dapat berperan memprediksi kepemimpinan stratejik, hal tersebut
sesuai dengan hasil penelitian oleh Siti Nurhasanah Munawaroh pada tahun 2012
yang menunjukkan bahwa harapan, optimisme, dan efikasi diri secara simultan
dapat memprediksi kepemimpinan stratejik.
Para pemimpin dalam
kepemimpinan stratejik, selaku pemimpin yang baik, mengajarkan optimisme.
Mengutip tulisan Oren Harari dalam the leadership secrets of colin powell, optimisme
mendorong orang-orang untuk menjalankan tugas-tugas yang mustahil, dan sukses
dalam tugas-tugas tersebut, memposisikan pemimpin untuk menetapkan
standar-standar yang lebih tinggi lagi untuk masa depan. Filosofinya adalah
bahwa ANDA hanya akan mendapatkan kembali apa yang anda
harapkan, dan, jika ANDA mulai dengan sesuatu
yang rendah, anda akan berakhir juga dengan yang rendah. Jadi kami memulai
dengan sesuatu yang tinggi. Kami menaruh harapan-harapan yang tertinggi dan
jarang gagal.
Sejalan dengan itu,
penulis Be A Leader mengatakan bahwa seorang pemimpin perlu menyadari dimana
membangkitkan optimisme merupakan suatu kecakapan mendasar yang harus dimiliki.
Itulah sebabnya, pemimpin harus menguasai keterampilan ini. Pemimpin yang
optimis melihat orang lain secara positif dan mengharapkan yang terbaik dari
orang-orang yang bekerjasama dengannya. Berbekal optimisme yang kuat, mereka
mampu melewati tantangan-tantangan, masalah-masalah, menghadapi keraguan orang-orang
dan memungkinkanya untuk tetap fokus, mengarahkan seluruh energi meraih tujuan
bersama yang telah ditetapkan dan menangkap peluang yang datang setiap saat
untuk mencapai mimpi, tujuan mulia untuk yang dipimpinnya. Oleh karenanya,
sudah bukan saatnya lagi pesimistis pada kepemimpinan perempuan, kita harus
tetap optimistis bahwa kepemimpinan perempuan juga mampu, layaknya kepemimpinan
laki-laki, memajukan orang-orang yang dipimpin, memajukan masyarakat menuju ke
arah yang dicita-citakan, lebih maju, mandiri, sejahtera, lebih hebat dan
bermartabat.
0 Response to "Optimisme Kepemimpinan Perempuan"
Posting Komentar